Dari Mu’az bin Jabal
Ra. Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“ Bertaqwalah kepada
Allah di mana saja kalian berada. Dan ikutilah perbuatan buruk itu dengan
perbuatan baik, niscaya ia akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan
akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata “Hadits hasan”)
Allah Ta’ala juga
memotivasi kita di berbagai ayat dalam Al Quran, agar kita selalu bertaqwa :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam Keadaan beragama Islam.”
( Ali Imran : 102)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).”
(Al Hajj : 1)
“Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti
(keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”( Al Ahzab : 1)
Kata
at taqwa adalah pecahan kata dari al wiqayah. Takwa adalah keta’atan kepada
Allah dengan dilandasi rasa takut terhadap siksa-Nya.
Hendaklah
seoarang muslim berdoa kepada Allah, agar Dia senantiasa menjaganya dari
terjerumus kepada keburukan dan dosa-dosa. Bukankah kita selalu berdoa kepada
Allah di setiap rakaat dalam shalat :
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus.” (Al Fatihah : 6)
Rasulullah Saw juga
biasa berdoa :
“Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, kesucian dan kekayaan.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, dari hadits Abdullah bin Mas’ud Ra.)
Sesungguhnya
tempatnya taqwa itu adalah di dalam hati. Namun, indikasi yang disembunyikan di
dalam hati adalah terlihat dalam amalan-amalan lahiriah dengan panca indra.
Barangsiapa yang mengaku bertaqwa, namun amalnya bertentangan dengan ucapannya,
sungguh ia telah berdusta. Kadar kewajiban ketaqwaan yang dibebankan Allah
kepada seseorang juga berbeda-beda, sesuai dengan kemampuannya. Allah Ta’ala
berfirman, “Maka bertaqwahlah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu….” (At
Taghabun : 16)
Jalan
yang mengantarkan menuju ketaqwaan adalah selalu mengawasi diri dan mencegahnya
dari mengikuti hawa nafsu yang bertentangan dengan perintah-perintah Allah
Ta’ala. Dan, agar ia selalu patuh terhadap apa-apa yang telah diperintahkan dan
tidak melalaikannya, baik dalam bentuk mentaati perintah Allah atau menjauhi
semua larangan-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
ž
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya.”
( Al A’raf : 201)