Bismillahirrahmaanirrahiim Laa haula walaa quwwata illaa billah

Jumat, 27 Juli 2012

ISTIQAMAH UNTUK IKHLAS



Ikhlas menurut bahasa adalah sesuatu yang murni yang tidak tercampur dengan hal-hal yang bisa mencampurinya.
Sedangkan menurut istilah adalah menjadikan tujuan amal hanya untuk Allah semata tanpa disertai selain Allah.
Ikhlas merupakan syarat agar amal shalih bias diterima oleh Allah Ta’ala. Allah berfirman :
 

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(Al Bayyinah : 5)
       Sesungguhnya indikasi sempurnanya keyakinan dengan persaksian bahwa tiada ilah selain Allah adalah hendaknya seseorang selalu berniat tatkala melakukan kebaikan semata-mata karena Allah, dan tatkala meninggalkan suatu perbuatan juga karena Allah. Dan ia tidak terpengaruh dalam melakukan suatu amalan, baik saat terdapat banyak manusia atau saat mereka tidak ada. Sungguh, Allah tidak memiliki kepentingan dengan beribadahnya seseorang hamba kepada-Nya, dan Dia tidak membutuhkan sekutu-sekutu. Hendaklah seorang muslim selalu memantau niatnya dan tujuannya dalam setiap amalan. Jika terdapat sekutu dalam niatnya bersama Allah Ta’ala, maka hendaklah ia memperbaiki niatnya, agar ikhlas karena Allah.
       Seorang mukmin hendaklah menjadikan amalnya terbebas dari sikap riya’ atau agar dipuji oleh orang lain. Yakni berusaha melakukan amalan-amalan secara tersembunyi, yang tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali Allah semata. Seperti sedekah sirri (secara diam2) atau shalat tahajjud yang dilakukan sendirian atau kebaikan-kebaikan yang lainnya. Namun apabila ia tidak bisa menghindar dari amalnya dilihat oleh orang hendaklah ia berusaha agar amalnya itu benar-benar karena Allah Ta’ala. Itu adalah upaya lain agar dapat meniti di atas jalan istiqamah.
      Insyaallah jika niat sudah benar, ikhlas karena Allah, maka amalan baik apapun yang diperintahkan oleh Allah atau larangan apapun yang harus ditinggalkan maka tidak akan menjadi beban baginya, melainkan akan menambah keimanannya kepada Allah SWT.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar